Cerpen: Air Mata Yang Menjadi Tanda Kemenangan

Air Mata yang Menjadi Tanda Kemenangan

Hujan gerimis membasahi atap paviliun tempat kami berdua biasa berlatih pedang. Aroma tanah basah bercampur dengan wangi bunga plum yang mekar—bau yang begitu lekat dengan masa kecil kami, Lin Wei dan aku, Han Jian. Kami adalah saudara angkat, dibesarkan di bawah naungan Shifu yang sama, digembleng untuk menjadi pedang yang tajam di tangan Kekaisaran.

Dulu, kami bersumpah setia untuk saling melindungi. Dulu, senyum Lin Wei adalah matahariku.

"Jian," suara Lin Wei memecah keheningan. Matanya yang selalu cerah kini redup, memantulkan keraguan. "Apakah kau... mempercayai semua yang dikatakan Shifu?"

Pertanyaannya seperti anak panah yang menghantam jantungku. Kami selalu diajarkan untuk tidak mempertanyakan perintah. Tapi raut wajah Lin Wei, aura ketidakpercayaan yang menguar darinya, membuatku gentar.

"Apa maksudmu, Wei?" balasku hati-hati, setiap kata terasa berat.

"Ada rahasia, Jian. Rahasia gelap yang disimpan Shifu... rahasia tentang keluarga kita."

Sejak saat itu, misteri mulai merayap dalam hidup kami. Setiap malam, aku mendengar Lin Wei bergumam sendiri, mencari petunjuk di antara gulungan-gulungan kuno di perpustakaan. Setiap tatapannya padaku terasa seperti tuduhan tersembunyi. Siapa sebenarnya Shifu? Dan rahasia apa yang bisa meruntuhkan ikatan kami?

Aku mulai menyelidiki sendiri. Kulihat dokumen-dokumen yang disembunyikan di ruang rahasia Shifu, kulihat simbol-simbol aneh yang terukir di bilah pedang kesayangannya. Semakin dalam aku menggali, semakin jelas bahwa Shifu tidak seperti yang kami kira. Dia bukan hanya seorang guru bela diri, tapi juga dalang dari sebuah konspirasi politik yang keji.

Dan kemudian aku menemukannya. Surat yang ditujukan untuk Shifu, ditandatangani dengan segel kekaisaran. Surat yang mengungkap kebenaran mengerikan: Lin Wei bukanlah saudara angkatku. Dia adalah putri dari keluarga yang dikhianati, yang dibantai oleh Shifu sendiri demi merebut kekuasaan.

Lin Wei ditanam di sisi kami sebagai mata-mata, senjata untuk membalaskan dendam keluarganya.

PENGKHIANATAN! Kata itu menggema di benakku.

Aku berlari mencarinya, niat untuk memperingatkannya. Tapi aku terlambat.

Lin Wei berdiri di depan Shifu, pedang terhunus di tangannya. Hujan semakin deras, menyembunyikan air mata di pipinya.

"Kau membunuh keluargaku," bisiknya, suaranya bergetar.

Shifu tertawa, tawa dingin yang membuat darahku membeku. "Kau pikir aku tidak tahu, Putri Lian? Aku membesarkanmu, melatihmu, mempersiapkanmu untuk menjadi senjatuku. Tapi kau terlalu lemah, terlalu sentimental."

Perkelahian pecah. Pedang beradu, kilatan perak di tengah hujan. Aku hanya bisa berdiri terpaku, menyaksikan kehancuran di depan mataku. Lin Wei melawan dengan sekuat tenaga, tapi Shifu terlalu kuat.

Akhirnya, Shifu berhasil melucuti senjatanya. Pedang Shifu mengarah tepat ke jantung Lin Wei.

Saat itulah aku bergerak. Aku menghunus pedangku dan menyerang Shifu dari belakang. Pertarungan sengit terjadi. Aku berjuang bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk Lin Wei, untuk masa depan yang mungkin tidak akan pernah kami miliki.

Aku berhasil melukai Shifu, membuatnya lengah. Lin Wei, dengan sisa kekuatannya, merebut pedang dari tangannya dan menusukkannya ke dada Shifu.

Shifu tumbang.

Lin Wei menoleh padaku. Matanya kosong, tanpa emosi. "Kau tahu, bukan?"

Aku mengangguk.

Dia tersenyum pahit. "Kau seharusnya membiarkanku mati, Jian. Setidaknya, dendamku akan terbalaskan."

"Aku tidak bisa, Wei. Aku mencintaimu."

Dia menggelengkan kepalanya. "Cinta? Tidak ada tempat untuk cinta di dunia ini. Hanya ada pengkhianatan dan balas dendam."

Dia berjalan mendekatiku, mengangkat pedangnya. Aku tidak melawan. Aku tahu apa yang harus kulakukan.

Pedang itu menembus jantungku.

Saat terakhirku, kulihat air mata mengalir di pipi Lin Wei. Air mata yang menjadi tanda kemenangannya.

"Maafkan aku, Jian," bisiknya.

Aku tersenyum. "Mungkin... di kehidupan selanjutnya..."

Dan kemudian, semuanya gelap.

Semua yang kulakukan adalah demi dirimu, Wei... apakah kau akhirnya mengerti?

You Might Also Like: Conroe Isd Sso In 2024 Ecosystem Of

Post a Comment