Cerpen Seru: Senyum Yang Menutup Pintu Neraka

Bulan malam itu adalah cermin yang retak. Pantulannya di permukaan Danau Bulan Ungu bukan lagi cahaya perak yang menenangkan, melainkan pecahan-pecahan mimpi yang berdarah. Di tepi danau itu, berdirilah Lin Mei. Wajahnya pucat, hampir menyatu dengan kabut yang menggantung rendah. Dulu, ia hanyalah seorang arsitek muda di kota megah yang penuh hiruk pikuk. Sekarang, ia berdiri di ambang dunia lain, dunia roh Xi'an yang penuh bahaya dan keajaiban.

Di Xi'an, lentera-lentera air menari-nari di permukaan danau. Bukan lentera biasa, tapi lentera yang menyala dengan api biru arwah, membisikkan cerita-cerita kematian dan penyesalan. Bayangan di balik pepohonan kuno bukan sekadar bayangan. Mereka berbicara, mendesah, mengenang. Bulan, sang saksi abadi, mengingat nama Lin Mei. Ia mengingat Lin Mei yang dulu, yang mati dalam kecelakaan misterius di dunia manusia.

Kematian. Ternyata, bukan akhir. Justru awal.

Di Xi'an, Lin Mei bukan lagi seorang arsitek. Ia adalah Penjaga Gerbang, pewaris kekuatan suci yang mampu menutup Pintu Neraka, gerbang yang menghubungkan dunia manusia dan dunia roh, tempat di mana entitas jahat mengintai, siap menelan kehidupan dan harapan. Kekuatannya terhubung dengan SENYUM… senyum tulus yang mampu meluluhkan kegelapan.

Namun, segalanya tidak sesederhana itu.

Di Xi'an, Lin Mei bertemu dengan Bai Lian, seorang pendekar tampan dengan mata sekelam malam. Bai Lian adalah Pelindung Penjaga, terikat sumpah untuk melindunginya dengan nyawanya sendiri. Cinta mereka tumbuh di tengah bahaya, di bawah pengawasan bulan yang dingin dan bisikan bayangan yang tak henti-hentinya.

Tapi ada yang aneh. Mimpi-mimpi Lin Mei dipenuhi dengan kenangan yang bukan miliknya. Bayangan di benaknya berbicara dengan suara yang familiar, suara yang membuatnya merasa BERSALAH. Ia melihat dirinya sendiri, bukan sebagai arsitek, tapi sebagai sosok lain, sosok yang dikhianati… sosok yang dibunuh.

Siapa yang membunuhnya? Dan mengapa ia dipilih menjadi Penjaga Gerbang?

Rahasia itu terkunci dalam ingatan Lin Mei, terkubur jauh di dalam lapisan-lapisan takdir yang rumit. Perlahan, ia mulai menyadari bahwa kematiannya di dunia manusia bukanlah kecelakaan. Itu adalah bagian dari rencana yang lebih besar, rencana yang melibatkan kekuatan kuno, dewa-dewa yang terlupakan, dan… Bai Lian.

Bai Lian, yang melindunginya dengan begitu setia, ternyata menyimpan rahasia kelam. Bai Lian bukanlah sekadar pelindung. Ia adalah alat dalam permainan para dewa. Cintanya pada Lin Mei adalah kebohongan yang dirancang untuk memanipulasi takdirnya.

Lalu, siapa yang mencintai Lin Mei dengan tulus? Siapa yang benar-benar ingin melindunginya?

Jawabannya datang dalam bentuk pengorbanan. Dalam pertempuran terakhir di Pintu Neraka, Lin Mei menyadari bahwa cinta sejati datang dari sosok yang paling tak terduga: arwah naga yang terikat padanya sejak lahir. Naga itu, yang selama ini dianggap sebagai kutukan, ternyata adalah pelindungnya yang sebenarnya. Naga itu rela mengorbankan diri untuk menutup Pintu Neraka, memberikan Lin Mei kekuatan untuk mengalahkan Bai Lian dan para dewa yang memanipulasinya.

Dengan senyum yang tulus, senyum yang menutup pintu neraka, Lin Mei menghancurkan takdir yang dipaksakan padanya. Ia memilih jalan hidupnya sendiri, jalan yang penuh dengan ketidakpastian, namun bebas dari manipulasi dan kebohongan.

Di akhir, Lin Mei tidak tahu apa yang menantinya. Ia hanya tahu satu hal: ia akan terus berjalan, terus mencari kebenaran, terus MENGINGAT.

Karena di setiap detik yang berlalu, takdir menulis namanya sendiri dengan tinta arwah, dan suatu saat nanti, semuanya akan terungkap…

You Might Also Like: Rahasia Dibalik Mimpi Membunuh Ular

OlderNewest

Post a Comment