Seru Sih Ini! Cinta Yang Tumbuh Dari Abu Dendam

Cinta yang Tumbuh dari Abu Dendam

Di dunia manusia, Desa Banyu Langit terhanyut dalam senja abadi. Lentera-lentera bercahaya di permukaan sungai, menari-nari seperti kunang-kunang yang tersesat. Cahaya mereka memantulkan bayangan yang berbisik, menceritakan kisah-kisah yang dilupakan waktu. Di langit malam, Bulan Purnama, sang ingatan abadi, seolah berbisik menyebut nama: "Mei Hua... Mei Hua..."

Mei Hua, seorang gadis yatim piatu dengan mata sekelam malam, hidup dalam bayang-bayang tragedi. Keluarga kekasihnya, Klan Serigala Perak, dibantai habis oleh Klan Phoenix Merah, termasuk tunangannya, Lin Feng. Dendam membara dalam hatinya, mengubahnya menjadi pedang yang siap membalas.

Namun, di dunia roh yang berkilauan, Mei Hua dikenal sebagai Ratu Ashera, penguasa Alam Bayangan. Kekuatannya tak tertandingi, tetapi ingatannya terfragmentasi. Ia hanya mengingat satu nama: Lin Feng. Dan kebencian membara terhadap Klan Phoenix Merah, yang dianggapnya bertanggung jawab atas kehilangannya.

Suatu malam, saat Mei Hua berlatih ilmu pedang di hutan bambu, ia menemukan sebuah cermin purba. Bayangannya di cermin itu berbicara, mengungkap rahasia yang tersembunyi dalam lipatan waktu.

"Kematianmu di dunia lama, Mei Hua, bukanlah akhir. Itu adalah AWAL!" Bayangan itu berdesis. "Kau ditakdirkan untuk menyeimbangkan dua dunia. Tetapi ingatlah, kebenaran seringkali tersembunyi di balik ilusi terindah."

Mei Hua terhuyung. Ia mengingat pengkhianatan, api yang melahap, dan wajah Lin Feng yang berlumuran darah. Namun, ada sesuatu yang tidak tepat. Ada lubang dalam ingatannya, seperti halaman yang sengaja dirobek dari sebuah buku.

Perjalanannya membawanya ke Kuil Seribu Roh, di mana ia bertemu dengan seorang biksu bijaksana bernama Xuan Wu. Xuan Wu membuka tabir ilusi, mengungkap kebenaran yang mengguncang fondasi keyakinannya.

"Mei Hua," kata Xuan Wu dengan suara lirih. "Klan Phoenix Merah tidak membantai Klan Serigala Perak. Mereka melindungi mereka. Lin Feng tidak mati. Ia hidup, tetapi ia telah menjadi korban dari sebuah konspirasi jahat."

Ternyata, ada kekuatan gelap yang berusaha menguasai kedua dunia. Kekuatan itu memanipulasi ingatan Mei Hua, memicu dendamnya, dan menjadikannya pion dalam permainan mereka. Dalang sebenarnya adalah… Penjaga Gerbang, makhluk kuno yang terobsesi dengan kekuasaan absolut.

Lin Feng, yang dicintai dan dirindukannya, ternyata telah dicuci otaknya dan dijadikan senjata oleh Penjaga Gerbang. Ia diperintahkan untuk membunuh Mei Hua di dunia roh, untuk mematahkan rantai yang mengikat kedua dunia.

Pertempuran terakhir terjadi di perbatasan antara dunia manusia dan dunia roh. Mei Hua, dengan hati hancur dan dendam yang sirna, menghadapi Lin Feng.

"Lin Feng, ingat aku!" Mei Hua berteriak, air mata mengalir di pipinya. "Ingat janji kita di bawah pohon sakura!"

Keraguan berkecamuk di mata Lin Feng. Ingatan tentang Mei Hua perlahan kembali, menghancurkan kendali Penjaga Gerbang. Dengan teriakan putus asa, ia berbalik melawan tuannya.

Dalam pertarungan yang epik, Mei Hua dan Lin Feng berhasil mengalahkan Penjaga Gerbang, memulihkan keseimbangan antara dunia manusia dan dunia roh. Namun, kemenangan itu pahit. Lin Feng terluka parah, dan kekuatannya terkuras habis.

Di saat-saat terakhirnya, Lin Feng menatap Mei Hua dengan cinta yang mendalam.

"Mei Hua... aku mencintaimu... selalu."

Mei Hua memeluknya erat, air matanya membasahi wajahnya. Akhirnya, ia mengerti. Dendam membutakannya, membuatnya nyaris kehilangan cinta sejatinya. Ia mencintai Lin Feng, dan Lin Feng selalu mencintainya. Tetapi siapa yang benar-benar memanipulasi takdir mereka? Apakah itu Penjaga Gerbang, ataukah justru bayangan yang berbisik di dalam cermin purba? Kebenaran yang sebenarnya, ternyata, jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan.

Ia menatap lentera yang terapung, merasakan hembusan angin yang membawa aroma bunga sakura. Dunia roh dan dunia manusia kini terhubung, tetapi masa depan mereka masih penuh dengan ketidakpastian.

"Mungkin, cinta adalah ilusi terindah..."

Maka berakhirlah kisah ini, untuk saat ini. Namun, bisikan angin masih membawa mantra: "Dia yang terikat oleh dendam, akan terbebas oleh cinta…"

You Might Also Like: Dracin Terbaru Aku Mencintaimu Seperti

Post a Comment